Teruntuk pintu sebelah rumahku,
Hari ini aku putuskan untuk menulis surat ini.
Bukan surat cinta, cuma surat rindu.
Teruntuk pintu sebelah rumahku,
Bagaimana keadaanmu? Bagaimana kuliahmu?
Bagaimana harimu? Entahlah rasanya begitu banyak tanda tanya untuk sosok di
balik pintu sebelah rumahku.
Derap derap berjalan, banyak kaki kaki yang
kian kesana kemari menuju rumahmu. Dan tidak ada dari sepasang kaki kaki itu
yang merupakan aku.
Aku memutar waktu yang ada di dalam laci
kenangan.
Sebelah mana
yang salah? Bagian mana yang harus aku buang biar kita bermain bersama lagi?
Ah, aku rasa ini hanya karna kita saja yang
menua. benarkan?
Membuat pengotakkan ruang gerak yang kadang
begitu memuakkan.
Yah aku memang tidak punya cukup banyak kata
bagus untukmu.
Cuma rindu yang cukup menggunung.
Salam ketuk untuk tetanggaku.
No comments:
Post a Comment